contoh kalimat abdi dalem
- So Kalevipoeg remains to guard the gates of hell.
Sementara Bangsal Pacaosen dimanfaatkan sebagai tempat penjagaan abdi Dalem untuk menjaga keamanan. - They embed gemstones believed to possess powerful magic in their thick hides.
Pusaka-pusaka yang memiliki daya magis tersebut dibawa oleh para abdi dalem yang berbusana Jawi Jangkep. - Soegija was born in Surakarta, Dutch East Indies, to a Muslim courtier and his wife.
Soegija dilahirkan di Surakarta, Hindia Belanda, dari keluarga seorang abdi dalem dan istrinya. - Béla and Stephen together confirmed the liberties of the "royal servants", from then on known as noblemen, in 1267.
Béla dan István bersama-sama menegaskan kebebasan "abdi dalem", yang kemudian dikenal sebagai bangsawan, pada tahun 1267. - This is evident from the fact that courtiers Hemadri and Tikkama, who had been loyal to Mahadeva, deserted Ammana and started supporting Ramachandra.
Ini terbukti dari fakta bahwa para abdi dalem Hemadri dan Tikkama, yang setia kepada Mahadeva, meninggalkan Ammana dan mulai mendukung Ramachandra. - Harriet was the younger daughter of Sir Charles Beaumont Phipps, a courtier and confidant of the Queen, as Keeper of the Privy Purse.
Harriet adalah putri bungsu dari Sir Charles Beaumont Phipps, seorang abdi dalem dan orang kepercayaan Ratu, yang menjabat sebagai Penjaga Pundi-Pundi Pribadi. - The kʼuhul ahaw and his household would have formed the central power-base, but other important groups were the priesthood, the warrior aristocracy, and other aristocratic courtiers.
K'uhul ahaw dan rumah tangganya mungkin menjadi pusat kekuasaan, sementara kelompok-kelompok penting lainnya adalah kelompok imam, ningrat prajurit, dan ningrat abdi dalem lainnya. - There, Karijosoedarmo began to serve as a courtier at the Kraton Ngayogyakarta Hadiningrat to Sultan Hamengkubuwono VII, while his wife sold fish; despite this, the family was poor and sometimes had little food.
Di sana, Karijosoedarmo bertugas sebagai abdi dalem di Kraton Ngayogyakarta Hadiningrat untuk Sultan Hamengkubuwono VII, sementara istrinya merupakan pedagang ikan; keluarga Soegija miskin, dan sering kurang makan. - Since the east Javan gravestones were those of Javanese Muslims fifty years before, Ma Huan’s report indicates that Islam may have indeed been adopted by Javanese courtiers before the coastal Javanese.
Karena batu-batu nisan Jawa Timur adalah dari Muslim Jawa lima puluh tahun sebelumnya, laporan Ma Huan menunjukkan bahwa Islam mungkin memang telah diadopsi oleh sebagian abdi dalem istana Jawa sebelum orang Jawa pesisir. - The plot focuses on a young Parisian girl being groomed for a career as a courtesan and her relationship with the wealthy cultured man named Gaston who falls in love with her and eventually marries her.
Alurnya berfokus pada seorang gadis Paris muda yang menjalani kariernya sebagai abdi dalem perempuan dan hubungannya dengan pria yang kaya akan budaya bernama Gaston yang jatuh cinta kepadanya dan kemudian menikahinya. - He is a Abdi Dalem (royal courtiers) from The Kingdom of Jogja. He is really smart because he reads many books, from which he can foresee and have above average intelligence.
Bekti adalah Seorang abdi dalem kerajaan yang memimpin para The Guardians, dia adalah simbol dari kepintaran manusia, dia pandai, setia dan rajin membaca buku, dari buku dia bisa meramal dan mempunyai kecerdasan di atas rata – rata. - Before the midodareni night, the consort of Sultan Hamengku Buwono X, the king of Yogyakarta Palace, Princess GKR. Hemas assisted by several women of court families and employees make apem cakes in Keputren mansion. ( Keputren is a special quarter for princesses).
Dikaraton Ngayogyakarta, sebelum malam midodareni, Sri Sultan Hamangubuwono X dan permaisuri dibantu oleh beberapa putri karaton dan wanita abdi dalem, membuat kue apem di Bangsal Keputren. - During Garebeg of Mulud, Sawal and Besar, there are audiences to the king, the Pisowanan in Javanese language, where the abdi dalem- court employees are obliged to take part in these audiences as a sign of respect and loyalty to the King.
Pada saat Garebeg Mulud, Sawal dan Besar, diadakan pisowanan kepada Sinuwun, dimana para abdi dalem, pejabat karaton diwajibkan untuk turut ambil bagian sebagai tanda hormat dan setia kepada Raja. - As a kingdom with far-reaching political and trading contacts, Majapahit would have almost certainly been in contact with Muslim traders, however there is conjecture over the likelihood of its sophisticated courtiers being attracted to a religion of merchants.
Sebagai sebuah kerajaan dengan kontak politik dan perdagangan yang luas, Majapahit hampir pasti telah melakukan kontak dengan para pedagang Muslim, namun kemungkinan adanya abdi dalem keraton yang berpengalaman untuk tertarik pada agama kasta pedagang masih sebatas dugaan. - Kota Gede, once an appanage for courtiers Sultanate of Surakarta and Yogyakarta Sultanate converted into six districts and transformed into the territory of Yogyakarta in 1950 and in the 1990s was subdivided between Bantul and Yogyakarta Municipality.
Kota Gede yang semula merupakan tanah lungguh bagi abdi dalem Kesultanan Surakarta dan Kesultanan Yogyakarta diubah menjadi enam kelurahan dan berubah masuk wilayah DI Yogyakarta pada tahun 1950 dan pada 1990-an dibagi lagi antara Kabupaten Bantul dan Kotamadya Yogyakarta. - First stop on your journey back to history at Kotagede should be the Mataram Kings cemetery complex. Arriving at this site, you will be greeted with an artistic gate influenced by the old Hindu architectural style. You would also encounter the Abdi Dalem (the loyal servants of the Javanese
Pemberhentian pertama perjalanan anda ke masa lalu di Kotagede ialah komplek pemakaman raja Mataram. Saat tiba di situs ini anda akan disambut oleh gerbang artistik yang dipengaruhi oleh gaya arsiterktur Hindu kuno. Anda juga akan melihat Abdi Dalem (pelayan istana kerajaan - The expedition ended eleven months later in September 1895 when a French military column reached Antananarivo and bombarded the royal palace with heavy artillery, blasting a hole through the roof of the queen's quarters and inflicting heavy casualties among the numerous courtiers gathered in the palace courtyard.
Ekspedisi tersebut berakhir sebelas bulan kemudian pada September 1895, ketika pasukan Prancis berhasil mencapai kota Antananarivo dan membombardir istana kerajaan dengan menggunakan artileri berat sampai-sampai melubangi atap tempat tinggal ratu dan menimbulkan korban jiwa yang besar di kalangan abdi dalem yang sedang berkumpul di halaman istana.