contoh kalimat acehnese

• Acehnese community can be found most significant in Malaysia.
  Komunitas orang Aceh dapat ditemukan paling signifikan di Malaysia.
• Acehnese language is located primarily in coastal region of Aceh.
  Bahasa Aceh tersebar terutama di wilayah pesisir Aceh.
• The name is an Acehnese word means Sumatran elephant.
  Nama tersebut berasal dari Bahasa Aceh yang bermakna gajah sumatra.
• At this time many Acehnese traders visited the coasts of India.
  Pada saat ini banyak pedagang Aceh mengunjungi pantai India.
• The Acehnese paid for the shipments in pearls, diamonds and rubies.
  Orang Aceh membayar kapal tersebut dengan mutiara, berlian, dan rubi.
• His father's name was Teuku Muhammad Yusuf, an Acehnese patrician from Pidie.
  Ayahnya bernama Teuku Muhammad Yusuf, masih keturunan bangsawan Aceh dari Pidie.
• The Monument of General Jakobus, The Acehnese Resistance against the Dutch
  Tugu Jenderal Jakobus, Bukti Perlawanan Aceh terhadap Belanda
• Acehnese Food Fried Chicken Leg Length, Delicious and Yummi
  Makanan Khas Aceh Ayam Goreng Kaki Panjang, Lezat dan Maknyus
• For centuries, the Acehnese language have also absorb a lot from the Malay language.
  Selama berabad-abad bahasa Aceh juga banyak menyerap dari bahasa Melayu.
• The family claimed descent from the Acehnese sultan Jamal ul-Alam Badr ul-Munir (1703-1726).
  Keluarganya diakui sebagai keturunan sultan Aceh Sultan Jamalul Alam Badrul Munir (1703-1726).
• Traditional Acehnese dance portrays the heritage culture, religion and folklore of the common folk.
  Tarian tradisional Aceh menggambarkan warisan adat, agama, dan cerita rakyat setempat.
• In 1613, the Acehnese took possession of Seri Rambai and carried it to Aceh.
  Pada tahun 1613, orang-orang Aceh mengambil Seri Rambai dan membawanya ke Aceh.
• The Ottomans taught the Acehnese how to forge their own cannon, some of which reached considerable size.
  Usmaniyah mengajari Aceh bagaimana membuat meriam, yang pada akhirnya banyak diproduksi.
• A new crisis arose in 1836 when the Dutch schooner Dolfijn was captured by the Acehnese.
  Konflik berikutnya terjadi ketika pada tahun 1836 sebuah sekunar Belanda Dolfijn ditangkap oleh Aceh.
• In 1568, the Acehnese, besieged Malacca, although the Ottomans do not seem to have participated directly.
  Pada tahun 1568, Aceh menyerang Malaka, meskipun Turki tak tampak ikut serta secara langsung.
• In 1829 the Dutch tried to take control over Barus from the Acehnese but were stopped.
  Pada tahun 1829 Belanda mencoba untuk mengambil kendali atas Barus dari Aceh tapi berhasil digagalkan.
• It became clear to Nessen that the independence movement was supported by the majority of the Acehnese.
  Semakin jelas bagi Nessen bahwa gerakan kemerdekaan ini didukung oleh sebagian besar rakyat Aceh.
• Islam was introduced by the Minangkabau people, Bantenese people and Acehnese people, whom had already experienced Islamization earlier.
  Islam diperkenalkan oleh orang Minang, Banten, dan Aceh yang telah mengalami Islamisasi lebih dahulu.
• The original building of the Aceh Museum was in the form of a traditional Acehnese stage house (Acehnese Rumoh Aceh).
  Pada waktu itu bangunannya berupa sebuah bangunan Rumah Tradisional Aceh (Rumoh Aceh).
• The following civil war has been described in circumstantial detail in the Acehnese epic Hikayat Pocut Muhammad.
  Peristiwa kepahlawanan Pocut Muhammad di tuliskan dalam kisah epik Aceh yang berjudul Hikayat Pocut Muhammad.