简体版 繁體版 English
Masuk Daftar

contoh kalimat agama shinto

"agama shinto" terjemahan bahasa Inggris  
ContohHandphone
  • Because of Shinto's nature, yorishiro are often natural objects like trees.
    Didasari oleh sifat dasar agama Shinto, maka yorishiro umumnya berupa objek alami berupa pohon.
  • He, along with the Mononobe clan, was a supporter of Shinto and fought the introduction of Buddhism to Japan.
    Ia, bersama dengan klan Mononobe, merupakan pendukung agama Shinto dan melawan masuknya agama Buddha ke Jepang.
  • In Shinto, he became identified by legend as the Emperor Ōjin, son of Empress Jingū, from the 3rd–4th century.
    Dalam agama Shinto, ia dikenal sebagai Kaisar Ojin, putra dari Permaisuri Jingū, dari abad ketiga hingga keempat Masehi.
  • In Shinto, white is a color of ritual purity, traditionally reserved for priests and the dead.
    Dalam agama Shinto, pakaian putih dipakai karena putih adalah warna yang melambangkan kemurnian upacara, yang secara tradisional dipakai oleh para pendeta dan jasad yang dimakamkan.
  • Over time, Ryukyuan religious practice has been influenced by Chinese religions (Taoism, Confucianism, and folk beliefs), Buddhism and Japanese Shinto.
    Dari waktu ke waktu, praktik keagamaan Ryukyu telah dipengaruhi oleh agama-agama Tiongkok (Taoisme, Konfusianisme, dan kepercayaan tradisional Tionghoa), agama Buddha dan agama Shinto Jepang.
  • The Shinto Directive was an order issued in 1945 to the Japanese government by Occupation authorities to abolish state support for the Shinto religion.
    Pengarahan Shinto adalah sebuah perintah yang dikeluarkan pada 1945 kepada pemerintah Jepang oleh otoritas Pendudukan untuk meniadakan dukungan negara untuk agama Shinto.
  • Takachiho is an area centered on Takachiho-cho in Miyazaki Prefecture. It is known as being the setting for many myths of Shinto, the national religion of Japan.
    Takachiho adalah sebuah daerah yang berpusat di Takachiho-cho di Prefektur Miyazaki. Takachiho terkenal sebagai latar dari banyak mitos agama Shinto, agama nasional Jepang.
  • Even though God will give heavenly wisdom to us "generously and ungrudgingly," in order to have it, we must "ask in faith."
    Istilah “Kami” dalam agama Shinto dapat diartikan dengan “di atas” atau “unggul”, sehingga apabila dimaksudkan untuk menunjukkan suatu kekuatan spiritual, maka kata “Kami” dapat dialih bahasakan (diartikan) dengan “Dewa” (Tuhan, God dan sebagainya).
  • Kamatari was the head of the Jingi no Haku, or Shinto ritualists; as such, he was one of the chief opponents of the increasing power and prevalence of Buddhism in the court, and in the nation.
    Kamatari merupakan pimpinan Jingi no Haku, kaum ritualis agama Shinto; ia menjadi salah satu penentang terbesar masuknya agama Buddha ke dalam istana dan negara Jepang.
  • Koreans were forced to learn and speak Japanese, adopt the Japanese family name system and Shinto religion, and were forbidden to write or speak the Korean language in schools, businesses, or public places.
    Selama masa penjajahan itu, bangsa Korea dipaksa belajar dan berbahasa Jepang, mengadopsi sistem nama keluarga Jepang dan agama Shinto, dan dilarang menulis atau berbicara menggunakan bahasa Korea di dalam sekolah, perdagangan, atau tempat-tempat umum lainnya.
  • Shide, the lighting-bolt-shaped folded paper streamers, often attached to Shimenawa (rice straw rope), are used for purification in Shinto rituals, and are hung around sacred areas. The shimenawa over Nachi Falls, indicates the presence of a kami (deity).
    Shide, panji-panji dengan hiasan kertas berbentuk kilat, seringnya ditempelkan pada Shimenawa (tali dari jerami), digunakan untuk penyucian dalam ritus-ritus agama Shinto, dan digantungkan disekitar tempat-tempat suci. Shimenawa yang terdapat pada Air Terjun Nachi, mengindikasikan keberadaan dari kami (dewa).
  • Shide, the lightning-bolt-like folded paper hangings often attached to Shimenawa (rice straw rope) are used for purification in Shinto rituals and hung on areas to mark them as sacred places. The shimenawa over Nachi Falls, indicates the presence of a kami (deity).
    Shide, gantungan kertas yang berbentuk menyerupai kilat seringnya menempel pada Shimenawa (tali dari jerami) digunakan pada saat penyucian dalam ritus agama Shinto dan digantung di daerah-daerah untuk menandai bahwa daerah tersebut adalah tempat suci. Shimenawa yang ada di Air Terjun Nachi menandakan keberadaan dari kami (dewa).