简体版 繁體版 English
Masuk Daftar

contoh kalimat brandenburg-prusia

"brandenburg-prusia" terjemahan bahasa Inggris  
ContohHandphone
  • The Hohenzollern state was then known as Brandenburg-Prussia.
    Lalu kerajaan wangsa Hohenzollern ini disebut kerajaan Brandenburg-Prusia.
  • Their marriage resulted in the creation of Brandenburg-Prussia.
    Pernikahan mereka menimbulkan penciptaan Brandenburg-Prusia.
  • Frederick William also started to centralize Brandenburg-Prussia's administration and reduce the influence of the estates.
    Friedrich Wilhelm juga mulai mensentralisasi pemerintahan Brandenburg-Prusia.
  • These areas were ceded to Brandenburg-Prussia and were integrated into Brandenburgian Pomerania.
    Wilayah-wilayah tersebut diserahkan kepada Brandenburg-Prusia dan menjadi bagian dari Pommern Brandenburg.
  • It became vital to the development of Brandenburg-Prussia as a European power.
    Pasukan Kerajaan Prussia berperan penting dalam perkembangan Brandenburg-Prusia sebagai salah satu kekuatan di Eropa.
  • Brandenburg-Prussia received Farther Pomerania, and the Bishoprics of Magdeburg, Halberstadt, Kammin, and Minden.
    Brandenburg-Prusia (kelak bernama Prussia) mendapatkan Pomerania Jauh, serta Keuskupan Magdeburg, Halberstadt, Kammin, dan Minden.
  • Brandenburg-Prussia also established a navy and German colonies in the Brandenburger Gold Coast and Arguin.
    Brandenburg-Prusia juga mendirikan angkatan laut dan koloni Jerman di Pantai Emas Brandenburg dan Arguin.
  • It is estimated that approximately 20,000 Huguenot refugees relocated to Brandenburg-Prussia in response to the Edict of Potsdam.
    Berkat maklumat ini, diperkirakan sekitar 20.000 pengungsi Huguenot (Protestan Prancis) datang ke wilayah Brandenburg-Prusia.
  • The Margraviate of Brandenburg and the Duchy of Prussia were ruled in personal union after 1618 and were called Brandenburg-Prussia.
    Margraviate Brandenburg dan Kadipaten Prusia memerintah di serikat pribadi setelah 1618 dan disebut Brandenburg-Prusia.
  • The Hohenzollern family split into two branches, the Catholic Swabian branch and the Protestant Franconian branch, which later became the Brandenburg-Prussian branch.
    Keluarga Hohenzollern terbagi dalam dua cabang, cabang Katolik Swabia dan Protestan cabang Franconian, yang kemudian menjadi cabang Brandenburg-Prusia.
  • After the last Griffin duke had died during the Thirty Years' War in 1637, the duchy was partitioned between Brandenburg-Prussia and Sweden.
    Setelah adipati Griffin terakhir meninggal selama Perang Tiga Puluh Tahun pada tahun 1637, wilayah kadipaten ini dibagi-bagi oleh Brandenburg-Prusia dan Swedia.
  • The resulting state, known as Brandenburg-Prussia, consisted of geographically disconnected territories in Prussia, Brandenburg, and the Rhineland lands of Cleves and Mark.
    Negara yang dihasilkan, dikenal sebagai Brandenburg-Prusia, berisikan teritori-teritori yang secara geografis tidak tersambung di Prusia, Brandenburg dan tanah Rheinland dari Kadipaten Kleve dan Daerah Mark.
  • Frederick William I became known as the "Great Elector" for his achievements in organizing the electorate, which he accomplished by establishing an absolute monarchy in Brandenburg-Prussia.
    Friedrich Wilhelm I dikenal sebagai "Elektor Agung" untuk pencapaianya dalam pengorganisasian para pemilih (elektrorat), yang dia capai dengan menerapkan monarki absolut (lihat juga absolutisme) di Brandenburg-Prusia.
  • Until after the Thirty Years' War, the territories of Brandenburg-Prussia were politically independent from each other, connected only by the common feudal superior.
    Hingga masa setelah Perang Tigapuluh Tahun, berbagai daerah Brandenburg-Prusia tetap berstatus bebas secara politik antara satu daerah dengan daerah lainnya, mereka terhubung secara politis hanya melalui penguasa feodal yang ada di atas mereka.
  • The Second Northern War (1655–60) was fought between Sweden and its adversaries the Polish–Lithuanian Commonwealth (1655–60), Russia (1656–58), Brandenburg-Prussia (1657–60), the Habsburg Monarchy (1657–60) and Denmark–Norway (1657–58 and 1658–60).
    Perang Utara Kedua (1655–60) adalah perang yang berlangsung antara Swedia melawan musuh-musuhnya, yaitu Persemakmuran Polandia-Lituania (1655–60), Ketsaran Rusia (1656–58), Brandenburg-Prusia (1657–60), Monarki Habsburg (1657–60) dan Denmark–Norwegia (1657–58 dan 1658–60).
  • While still nominally two different territories, Prussia under the suzerainty of Poland and Brandenburg under the suzerainty of the Holy Roman Empire, the two states are known together historiographically as Brandenburg-Prussia.
    Sementara secara nominal dua wilayah masih berbeda, Prusia di bawah kekuasaan raja Polandia dan Brandenburg di bawah kekuasaan raja dari Kekaisaran Romawi Suci, dua negara yang dikenal bersama-sama secara sejarah dan geografis sebagai Brandenburg-Prusia.
  • Prince-elector John Sigismund, Elector of Brandenburg, inherited the Duchy of Prussia in 1618, thus uniting Brandenburg and Prussia under one ruler in a personal union; the Elector's state became known as Brandenburg-Prussia.
    Pangeran-elektor John Sigismund, Pemilih Brandenburg, mewarisi tahta dan wilayah Kadipaten Prusia pada tahun 1618, dengan demikian menyatukan Brandenburg dan Prusia di bawah satu penguasa dalam persatuan pribadi; Wilayah sang Elektor tersebut nantinya dikenal sebagai Brandenburg-Prusia.
  • Frederick William's excise tax (Akzise), which since 1667 replaced the property tax raised in Brandenburg for Brandenburg-Prussia's standing army with the estates' consent, was raised by the elector without consultation of the estates.
    Cukai (Akzise) yang dikeluarkan oleh Frederick William I (yang dimulai dari tahun 1667 menggantikan pajak properti di Brandenburg untuk memelihara angkatan bersenjata Brandenburg-Prusia yang disetujui oleh para negarawan) diresmikan tanpa adanya permusyawarahan dengan para penguasa negara tersebut.
  • Above all, he emphasised the importance of a powerful military to protect the state's disconnected territories, while the Edict of Potsdam (1685) opened Brandenburg-Prussia for the immigration of Protestant refugees (especially Huguenots), and he established a bureaucracy to carry out state administration efficiently.
    Selain itu, dia juga menekankan pentingnya militer yang mumpuni untuk melindungi teritori-teritori Kerajaan yang terpecah-pecah, juga Putusan Potsdam membuka Brandenburg-Prusia untuk imigrasi pengungsi Protestan, dan dia menetapkan birokrasi untuk menjalankan pemerintahan dengan efisien.
  • Frederick William (ruled 1640–1688), who envisioned the transformation of the personal union into a real union, started to centralise the Brandenburg-Prussian government with an attempt to establish the Geheimer Rat as a central authority for all territories in 1651, but this project proved infeasible.
    Friedrick William I, Elektor dari Brandenburg (berkuasa dari tahun 1640-1688), yang mewujudkan transformasi serikat pribadi menjadi serikat nyata, memulai sentralisasi pemerintahan Brandenburg-Prusia dengan usaha untuk mewujudkan Geheimer Rat sebagai otoritas pusat untuk seluruh daerah kekuasaannya pada tahun 1651, tetapi proyek ini terbukti tidak mungkin diwujudkan.