jayavarman ii artinya
Contoh
- In 802 AD, the first king of Angkor Jayavarman II declared the sovereignty of Cambodia.
Pada tahun 802 M, raja pertama Angkor Jayawarman II mengumumkan kedaulatan negara Kamboja. - The city's origins date to the reign of Jayavarman II, considered the founder of the Khmer Empire.
Asal mula kota ini bermula dari pemerintahan Jayawarman II, dianggap sebagai pendiri Kerajaan Khmer. - It is also the view of some archaeologists that the temple was built by Jayavarman II in honour of his religious teacher.
Terdapat pula pandangan arkeolog bahwa candi ini dibangun oleh Jayawarman VII untuk memuliakan guru spiritualnya. - At that ceremony Prince Jayavarman II was proclaimed a universal monarch (Kamraten jagad ta Raja in Cambodian) or God King (Deva Raja in Sanskrit).
Pada upacara ini Jayawarman diangkat sebagai penguasa jagat (Kamraten jagad ta Raja dalam bahasa Kamboja) atau Dewa Raja (Deva Raja dalam bahasa Sansekerta). - Sources refer here to a mythical initiation and consecration ceremony to claim political legitimacy by founder Jayavarman II at Mount Kulen (Mount Mahendra) in 802 CE.
Sumber-sumber menyebut inisasi mistik dan upacara konsekrasi untuk mengklaim pengesahan politik oleh pendirinya Jayawarman II di Gunung Kulen (Gunung Mahendra) pada 802 Masehi. - According to some sources, Jayavarman II had resided for some time in Java during the reign of Sailendras, or "The Lords of Mountains", hence the concept of Devaraja or God King was ostensibly imported from Java.
Menurut beberapa sumber, Jayavarman II pernah tinggal di Jawa pada masa kekuasaan wangsa Sailendra, atau "Para Raja Gunung", karena itulah mungkin konsep Dewaraja dipengaruhi oleh Jawa. - At the four corners, the gopuras have a fascia of Lokesvara (Buddhist deity, Avalokitesvara) mounted over Garuda images (it is also mentioned that the smiling faces are of King Jayavarman II, similar to those seen in the Beyan temple).
Pada keempat sisinya, menara gapura ini terukir wajah Lokeswara (Boddhisatwa Buddha Awalokiteswara) di atas patung Garuda (ada pendapat lain yang menyebutkan bahwa wajah-wajah ini adalah wajah tersenyum Raja Jayawarman II, seperti yang terdapat di candi Bayon). - The Angkorian period may have begun shortly after 800 AD, when the Khmer King Jayavarman II announced the independence of Kambujadesa (Cambodia) from Java and established his capital of Hariharalaya (now known as Roluos) at the northern end of Tonlé Sap.
Periode Angkor dimulai tidak lama setelah tahun 800 M, ketika raja Khmer Jayawarman II mengumumkan kemerdekaan Kambujadesa (Kamboja) dari Jawa dan membangun ibu kota baru di Hariharalaya (kini Roluos) pada ujung utara danau Tonle Sap. - The Angkorian period began in AD 802, when the Khmer Hindu monarch Jayavarman II declared himself a "universal monarch" and "god-king", and lasted until the late 14th century, first falling under Ayutthayan suzerainty in 1351.
Periode Angkor dimulai pada tahun 802 ketika raja Hindu Khmer Jayawarman II menobatkan dirinya sebagai "penguasa jagat" dan "dewaraja", dan periode ini berlangsung hingga 1431, ketika Ayutthaya menyerbu ibu kota Khmer, dan mendesak rakyatnya mengungsi ke selatan ke kawasan Phnom Penh. - The Khmer Krom identify ethnically with the Khmer people who constitute a distinct people at least since the late eighth century and the foundation of the Khmer Empire by Jayavarman II in 802 C.E. They retain deep linguistic, religious, customary and cultural links to Cambodia proper.
Khmer Krom secara etnis dihubungkan dengan orang Khmer yang merupakan orang yang berbeda setidaknya sejak akhir abad delapan dan berdirinya Kekaisaran Khmer oleh Jayavarman II pada tahun 802 M. Mereka mempertahankan bahasa, agama, adat, dan budaya yang dikaitkan dengan asli Kamboja.