ontogeny artinya

• ontogeni
• pendewasaan
• pematangan
• evolusi
• pertumbuhan
• perkembangan

Contoh

1. Erickson has published many papers on the ontogeny and growth patterns of alligators and dinosaurus, especially on the theropod Tyrannosaurus rex.
   Erickson menerbitkan beberapa makalah tentang ontogeni dan susunan pertumbuhan aligator dan dinosaurus, khususnya pada teropoda Tyrannosaurus rex.
2. This word is still used, on the other hand, in a more modern sense, to refer to those aspects of the generation of form during ontogeny that are not strictly genetic, or, in other words, epigenetic.
   Kata ini masih digunakan, di sisi lain, dalam arti yang lebih modern, untuk merujuk pada aspek-aspek generasi bentuk selama ontogeni yang tidak sepenuhnya genetik, atau, dengan kata lain, epigenetik.
3. The study of which animals are capable of attributing knowledge and mental states to others, as well as the development of this ability in human ontogeny and phylogeny, has identified several behavioral precursors to theory of mind.
   Penelitian tentang hewan yang mampu mengatribusikan pengetahuan dan keadaan mental terhadap hewan lain, sebagaimana pada manusia kemampuan ontogeni dan filogeni berkembang, telah mengidentifikasi sejumlah perilaku awal terhadap teori pikiran.
4. Even earlier in ontogeny, Andrew N. Meltzoff found that 18-month-old infants could perform target manipulations that adult experimenters attempted and failed, suggesting the infants could represent the object-manipulating behavior of adults as involving goals and intentions.
   Bahkan pada awal ontogeni, Andrew N. Meltzoff menemukan bahwa bayi umur 18 bulan dapat melakukan manipulasi target yang mana penguji dewasa cobakan dan gagal, hal ini menyiratkan bayi dapat mewakili perilaku manipulasi-objek dari orang dewasa yang mengikutkan tujuan dan intensi.
5. Aristotle purported to analyse ontogeny in terms of the material, formal, efficient, and teleological causes (as they are usually named by later anglophone philosophy) – a view that, though more complex than some subsequent ones, is essentially more epigenetic than preformationist.
   Aristoteles dimaksudkan untuk menganalisis ontogeni dalam hal penyebab material, formal, efisien, dan teleologis (seperti yang biasanya disebut dengan filosofi anglophone kemudian) - sebuah pandangan yang, meskipun lebih kompleks daripada yang berikutnya, pada dasarnya lebih epigenetik daripada preformasionis.