contoh kalimat austro-hungaria
- Ledwinka was born in Klosterneuburg (Lower Austria), near Vienna, then part of the Austro-Hungarian Empire.
Ledwinka lahir di Klosterneuburg (Lower Austria), dekat Vienna, bagian dari Kerajaan Austro-Hungaria. - On July 28, 1914, Tsar Nicholas II of Russia (William's cousin) ordered partial mobilization against Austria-Hungary only.
Pada tanggal 28 Juli 1914, Tsar Nicholas II dari Rusia memerintahkan mobilisasi parsial untuk menghadapi Austro-Hungaria. - Each of his children would be born in a different city, depending upon where in the Austro-Hungarian empire Prince Alexander was stationed.
Masing-masing anaknya akan lahir di kota yang berbeda, tergantung dari mana di kekaisaran Austro-Hungaria Pangeran Aleksander ditempatkan. - The construction of the first railway of the Austro-Hungarian empire, from Vienna to Prague, came in 1837-1842 to promises of new prosperity.
Pembangunan kereta api pertama dari kekaisaran Austro-Hungaria, dari Wina ke Praha, hadir pada 1837-1842 untuk janji-janji kemakmuran baru. - De Gasperi was born in Pieve Tesino in Tyrol, which at that time belonged to Austria-Hungary, now part of the region of Trentino-Alto Adige in Italy.
De Gasperi dilahirkan di Pieve Tesino di Tirol, Austro-Hungaria, kini bagian dari Provinsi Trento di Italia. - As Vienna refused to withdraw the Austro-Hungarian cruiser SMS Kaiserin Elisabeth from Qingdao, Japan declared war on Austria-Hungary, too, on 25 August 1914.
Sebagai Wina yang menolak untuk menarik kembali kapal Austro-Hungaria SMS Kaiserin Elisabeth dari Tsingtao, yang membuat Jepang menyatakan perang terhadap Austria-Hongaria, pada tanggal 25 Agustus 1914. - Subsequent to her marriage, she was variously referred to as Emily Gerard, Mrs de Laszowska, Emily Laszowska, or Emily de Laszowska Gerard.
Dia kadang-kadang disebut sebagai Emily Gerard, Mrs de Laszowska, Emily Laszowska, Emily Gerard, atau Emily de Laszowska Gerard, sesuai nama suaminya, Chevalier Miecislas de Laszowski, seorang perwira kavaleri Austro-Hungaria. - Additionally, he had been deeply saddened by the Austro-Hungarian veto and vowed to rescind these powers and excommunicate anyone who communicated such a veto during a conclave.
Selain itu, dia sangat sedih dengan hak veto Austro-Hungaria dan berjanji untuk membatalkan kekuatan ini dan mengucilkan siapapun yang mengkomunikasikan hak veto semacam itu selama sebuah konklaf. - On December 19, 1875, Mileva Marić was born into a wealthy family in Titel in the Austro-Hungarian Monarchy (today Serbia) as the eldest of three children of Miloš Marić (1846–1922) and Marija Ružić-Marić (1847–1935).
Pada tanggal 19 Desember 1875, Mileva Marić dilahirkan dalam sebuah keluarga kaya di Titel dalam Monarki Austro-Hungaria (sekarang Serbia) sebagai anak tertua dari tiga anak Miloš Marić (1846–1922) dan Marija Ružić - Marić (1847–1935). - In 2007 he handed the headship to his oldest son Karl von Habsburg, Archduke of Austria and Prince Royal of Hungary, who was currently first in the line of succession, but without any recognised title.
Pada tahun 2007 ia menyerahkan kedudukan kepala tersebut kepada putra sulungnya Karl von Habsburg, Pangeran Kekaisaran Austria dan Pangeran Kerajaan Hongaria, yang sekarang Urutan suksesi tahta Austro-Hungaria yang pertama, namun tanpa gelar pengakuan. - The D.I was also flown in Austro-Hungarian service as a reconnaissance aircraft under the designation B.III. Confusing the matter further, both the D.II and D.I arrived at the Front in German service at similar times, in July–August 1916.
Fokker D.I (perusahaan penunjukan M.18) adalah pengembangan dari pesawat tempur D.II. DI juga diterbangkan layanan Austro-Hungaria sebagai pesawat pengintai di bawah penunjukan B.III. Baik D.II dan D.I tiba di depan dalam pelayanan Jerman pada waktu yang sama, pada bulan Juli-Agustus 1916. - After the Partitions of Poland in 1795 and the destruction of Poland as a sovereign state, Polish Jews were subject to the laws of the partitioning powers, the increasingly antisemitic Russian Empire, as well as Austria-Hungary and Kingdom of Prussia (later a part of the German Empire).
Setelah partisi dari Polandia pada tahun 1795 dan penghancuran Polandia sebagai negara yang berdaulat, Yahudi Polandia tunduk pada hukum dari partisi kekuasaan, Kekaisaran Rusia semakin antisemitik, juga dari Austro-Hungaria dan Kerajaan Prusia (kemudian bagian dari Kekaisaran Jerman). - Gödel automatically became a Czechoslovak citizen at age 12 when the Austro-Hungarian Empire broke up at the end of World War I. (According to his classmate Klepetař, like many residents of the predominantly German Sudetenländer, "Gödel considered himself always Austrian and an exile in Czechoslovakia".
Gödel secara otomatis menjadi warganegara Cekoslowakia pada usia 12 tahun, ketika Kekaisaran Austro-Hungaria pecah pada akhir Perang Dunia I. Menurut teman sekelasnya, Klepetař, sebagaimana penduduk wilayah yang tergolong German Sudetenländer, "Gödel selalu menganggap dirinya orang Austria dan hidup dalam pembuangan di Cekoslowakia". - Prince Ernst of Hohenberg (1904–1954), married Marie-Therese Wood (1910–1985) stillborn son (1908) In 1914, Archduke Franz Ferdinand was invited by General Oskar Potiorek, Governor of the Austro-Hungarian province of Bosnia and Herzegovina, to watch troops on maneuvers for three days in Sarajevo, the provincial capital.
Pangeran Ernst dari Hohenberg (1904–1954), menikahi Marie-Therese Wood (1910–1985) Putra lahir mati (1908) Pada tahun 1914, Archduke Franz Ferdinand diundang oleh Jenderal Oskar Potiorek, Gubernur provinsi Austro-Hungaria Bosnia dan Herzegovina, untuk mengawasi pasukan di manuver selama tiga hari di Sarajevo, ibukota provinsi.