keperempuanan bahasa Inggris
Contoh
- ✧ Live and share our Ignatian spirituality revealing the wisdom of the feminine
✧ Menghidupi dan membagikan spiritualitas Ingnatius kita sambil menyingkapkan kebijaksanaan keperempuanan - Women have tremendous power — their femininity, because men can't do without it."
Perempuan memiliki kekuatan yang luar biasa - keperempuanan mereka, karena lelaki tidak dapat tahan menghadapinya." - The Vishnudharmottara Purana also emphasizes the identity and sameness of the male Purusha and female Prakriti, manifested in the image of Ardhanarishvara.
Kitab Wisnudharmottara Purana juga menggarisbawahi jati diri dan kesamaan dari kelelakian Purusa dan keperempuanan Prakerti, yang terwujud dalam citra Ardanarwswara. - Purusha is the male principle and passive force of the universe, while Prakriti is the female active force; both are "constantly drawn to embrace and fuse with each other, though... separated by the intervening axis".
Purusa adalah hakikat kelelakian dan kuasa pasif jagat raya, sementara Prakerti adalah hakikat keperempuanan dan kuasa aktif jagat raya; kedua-duanya "terus-menerus tarik-menarik untuk saling merengkuh dan melebur menjadi satu, sekalipun... terpisah oleh poros penengah". - The left side is the location of the heart and is associated with feminine characteristics like intuition and creativity, while the right is associated with the brain and masculine traits – logic, valour and systematic thought.
Badan sebelah kiri merupakan tempat jantung dan dikaitkan dengan ciri khas keperempuanan seperti intuisi dan kreativitas, sementara badan sebelah kanan dipercaya berkaitan dengan otak dan tanda-tanda kelelakian – logika, keperkasaan dan berpikir secara sistematis. - While the 8th-century Nayanar saint Sundarar says that Shiva is always inseparable from the Mother Goddess, another 7th-century Nayanar saint Sambanthar describes how the "eternal feminine" is not only his consort, but she is also part of him.
Nayanara Cuntarar pada abad ke-8 mengatakan bahwa Siwa senantiasa tak terpisahkan dari Sang Dewi Ibu, sementara Nayanara Campantar pada abad ke-7 membabarkan bahwa "keperempuanan abadi" bukan sekadar mempelai Siwa, melainkan juga sebagian dari dirinya. - In legends, Legong is the heavenly dance of divine nymphs. Of all classical Balinese dances, it remains the quintessence of femininity and grace. Girls from the age of five aspire to be selected to represent the community as Legong dancers.
Dalam legenda, Legong adalah tarian ilahi syurgawi nymphs. Dari semua tarian klasik Bali, ia tetap menjadi inti dari keperempuanan dan rahmat. Perempuan dari usia lima bercita-cita yang akan dipilih untuk mewakili masyarakat sebagai penari Legong. - As a bias favoring heterosexuals and heterosexuality, heterosexism has been described as being "encoded into and characteristic of the major social, cultural, and economic institutions of our society" and stems from the essentialist cultural notion that maleness-masculinity and femaleness-femininity are complementary.
Sebagai prasangka mendukung heteroseksual dan heteroseksualitas, heterosexism telah digambarkan sebagai "dikodekan ke dalam dan karakteristik lembaga-lembaga sosial, budaya, dan ekonomi utama dari masyarakat kita" dan berasal dari esensialis gagasan budaya yang kelelakian (maskulinitas) dan keperempuanan (feminitas) saling melengkapi.